Cari Blog Ini

Sabtu, 14 Juli 2012

Quantum Teaching


QUANTUM TEACHING
PENDAHULUAN

Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan juga memerlukan berbagai inovasi. Hal itu penting dilakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan, tidak hanya pada tataran teori tapi sudah bisa diarahkan kepada hal yang bersifat fraksis.
Diakui atau tidak (meski masih belum ada penelitian konkret), banyak yang merasa sistem pendidikan terutama proses belajar mengajar, membosankan. Dalam sebuah situs di internet ditulis, fakta yang terjadi akhir-akhir ini ada banyak keluhan murid tentang pendidikan. Di antaranya, murid menganggap pendidikan saat ini kurang memberikan kebebasan berpikir, banyak hapalan, mata pelajaran banyak mengejar kurikulum, mengajarkan pengetahuan bukan keterampilan, dan banyak mengajarkan logika tanpa melibatkan emosi.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum Teaching, dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.
Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter (penulis buku best seller Quantum Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov, dan Mike Hernacki, mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.
Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80 persen, nilai belajar 73 persen, dan memperbesar keyakinan diri 81 persen.
Sekolah yang didirikan de Porter itu, menjadi pusat percontohan tempat metode Quantum dipraktikkan. Remaja, karyawan, eksekutif perusahaan, menjadi murid di sekolah ini. Tujuannya satu: menjadi manusia baru. Pada akhirnya Quantum Learning itu kembali disempurnakan menjadi Quantum Teaching. Itulah sebabnya Jack Canfielf, penulis buku Chicken Soup of the Soul mengatakan, metode ini akan mengobarkan kembali api yang ada di dalam diri Anda.




BAB II
QUANTUM TEACHING

A.    Pengertian, Asas dan Tujuan Quantum Teaching
1.      Pengertian
Adapun pengertian Quantum Teaching Menurut Bobby De Porter yaitu:
“Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.”
Quantum Teaching menjadikan segala sesuatu berarti dalam proses belajar mengajar, setiap kata, pikiran, tindakan asosiasi dan sampai sejauhmana mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran.
Sebagaimana ungkapan di atas, Colin Rose juga berpendapat bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah-olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.

2.      Asas
Adapun asas Quantum Teaching adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Memasuki terlebih dahulu dunia mereka berarti akan memberi izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Dengan mengaitkan apa yang diajarkan oleh guru dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang didapatkan dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, dengan mudah dunia siswa dibawa ke dunia guru atau pengajar. Guru akan memberikan pemahaman tentang isi dunia itu.
Di sinilah kosa kata baru, model, mental, rumus dan lain-lain diuraikan. Seraya menjelajahi kaitan  dan interaksi, baik siswa maupun guru mendapatkan pemahaman baru dan “ dunia kita “ diperluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.

3.      Tujuan
Adapun tujuan Quantum Teaching adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Terdapat perbedaan antara tujuan dan prioritas. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin diraih. Sedangkan prioritas merupakan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam mencapai tujuan. Menciptakan suasana yang dinamis dalam belajar, dengan memadukan berbagai unsur-unsurnya serta melakukan penggubahan, merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai ilmu pengetahuan yang luas sebagai tujuan.

B.     Prinsip dan Model Quantum Teaching
Adapun prinsip Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1.      Segalanya berbicara, Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2.      Segalanya bertujuan, Semua yang terjadi dalam penggubahan kita, mempunyai tujuan. Oleh karena itu, Kathy Wagone membuat istilah yang memotivasi: “tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap harinya” 
3.      Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses yang paling baik terjadi ketika siswa telah mendapatkan informasi sebelum memperoleh kesimpulan dari apa yang mereka pelajari.
4.      Akui Setiap Usaha, Belajar mengandung resiko. Belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Seperti kata Noelle c. Nelson bahwa pujian atau penghargaan kepada seseorang atas karyanya memunculkan suatu energi yang membangkitkan emosi positif.
5.      Jika Layak Dipelajari, Layak Pula Dirayakan. Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam belajar. Sehubungan dengan itu, Dryden berpesan bahwa ingatlah selalu untuk merayakan setiap keberhasilan. 

Adapun model Quantum Teaching terdiri atas dua tahap, tahap pertama disebut konteks, dan tahap kedua adalah isi.
1.      Tahap Pertama (Konteks). Yang dimaksud dengan tahap pertama atau konteks yaitu tahap persiapan sebelum terjadinya interaksi di dalam kelas. Berhubungan dengan konteks, ada empat aspek yang harus dipersiapkan:
a.       Suasana, termasuk di dalamnya keadaan kelas, bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap terhadap sekolah dan belajar.
b.      Landasan, yaitu kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, prosedur, dan aturan bersama yang menjadi pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
c.       Lingkungan, yaitu cara menata ruang kelas, pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, dan semua hal yang mendukung proses belajar.
d.      Rancangan, yaitu penciptaan terarah unsur-unsur penting yang menimbulkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

2.      Tahap Kedua (Isi).
Tahap kedua (isi) merupakan tahap pelaksanaan interaksi belajar, hal-hal yang berhubungan dengan bagian ini adalah:
a.       Presentasi, yaitu penyajian pelajaran dengan berdasarkan prinsip-prinsip Quantum Teaching sehingga siswa mereka dapat mengetahui banyak hal dari apa yang dipelajari. Tahap ini juga diistilahkan pemberian petunjuk, yang bermodalkan dengan penampilan, bunyi dan rasa berbeda.
b.      Fasilitas, yaitu proses untuk memadukan setiap bakat-bakat siswa dengan kurikulum yang dipelajari, dengan kata lain bagian ini menekankan bagaimana keahlian seorang pengajar sebagai pemberi petunjuk, langkah-langkah apa yang akan ditempuh untuk mengakomodasi karakter siswa.
c.       Keterampilan Belajar, yaitu bagian yang mengajarkan bagaimana trik-trik dalam belajar yang tentu berdasarkan pada prinsip-prinsip Quantum Teaching, sehingga para siswa memahami banyak hal, meskipun dalam waktu yang singkat.
d.      Keterampilan Hidup, bagian ini mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain sehingga terbina kebersamaan dalam hidup. Keterampilan hidup diistilahkan juga keterampilan sosial.

C.     Proses Belajar Mengajar dengan Quantum Teaching
Di kelas, tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi, serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting menurut anda.
      Prinsip-prinsip ini akan menuntun perilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan mendukung.
Dalam QT menggunakan satu set prinsip yang disebut 8 kunci keunggulan. Dalam 8 kunci keunggulan tersebut menyediakan cara yang bermanfaat untuk mendapatkan keselarasan dan kerjasama. Adapun 8 kunci keunggulan tersebut adalah :
  1. Integritas : bersikap jujur, tulus menyeluruh selaraskan nilai-nilai dengan perilaku kita.
  2. Kegagalan awal kesuksesan: pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk sukses
  3. Bicaralah dengan niat baik: berbicaralah dengan pengertian positif dan bertanggungjawablah untuk berkomunikasi  yang jujur dan lurus.
  4. Hidup saat ini            : pusatkan perhatian anda pada saat sekarang ini dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya.
  5. Komitmen: lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan anda
  6. Tanggung jawab : bertanggung jawablah atas tindakan anda
  7. Sikap luwes/fleksible: bersikaplah terbuka terhadap perubahan/ pendekatan baru, hal ini membantu anda dalam memperoleh hasil yang diinginkan
  8. Keseimbangan: jaga keselarasan pikiran tubuh jiwa anda.

Keyakinan akan kemampuan pelajar, belajar dan mengajar.
Keyakinan anda mempengaruhi tindakan dan perilaku anda jika anda membawakan positif, maka orang-orang disekitar anda akan terpengaruh. Bila di dalam kelas kemampuan anda untuk menjangkau siswa tetap sesuai dengan keyakinan dalam diri anda.


Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan
  1. kesepakatan: lebih informal dari pada peraturan, dan merupakan daftar cara sederhana dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran
  2. kebijakan: mendukung tujuan komunitas belajar anda
  3. prosedur: memberitahu siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil
  4. peraturan lebih ketat daripada kesepakatan/kebijakan. Melanggar peraturan harus menimbulkan konsekuensi yang jelas

HOW QT
Memadukan antara unsur-unsur berikut : lingkungan, suasana, landasan, rancangan, penyajian, fasilitas.
Maksudnya :
  1. jadikan lingkungan  kelas penuh dengan keakraban antara guru dan murid
  2. buatlah suasana diri anda semangat; begitu pula murid-murid
  3. landasan proses belajar harus seimbang, murid harus punya niat/ minat
  4. adakan rancangan/rencana pembelajaran/kurikulum yang efektif dan efesien.
  5. Atur penyajian/penyampaian pelajaran dengan mudah dan mengasyikkan
  6. Guru mampu memfasilitasi untuk mengubah perilaku/bakat dan potensi murid.

Penerapan praktis dalam mengubah lingkungan kelas QT.
Siswa adalah tamu bagi guru yang diundang untuk acara penting yaitu belajar. Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi, bila benda-benda di kelas tidak menarik pandang siswa, mungkin pesannya akan berbunyi “ belajar itu kuno, melelahkan dan usang “, akan tetapi bila lingkungan ditata untuk mendukung belajar, maka dapat berkata, “ belajar itu, hidup, penuh semangat,”/ datang dan jelajahilah”! segala sesuatu dalam lingkungan jelas menyampaikan pesan yang memacu/ menghambat belajar ( Dhority, 1991) ingatlah : segalanya berbicara, segalanya , selalu !
1.      lingkungan sekeliling
Sebuah            gambar lebih berarti dari pada seribu kata. Dan jika guru menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, maka akan terjadi hal yang menakjubkan pada pembelajaran. Beberapa ide yang dapat dilakukan oleh guru ;
a.       poster ikon/simbol: yang dipajang pada setiap konsep utama yang diajarkan dan digambarkan di atas selembar kertas berukuran 25x40cm/lebih besar.  Poster-poster ikon dipajang di depan kelas di atas pandangan mata, memberikan gambaran keseluruhan, tinjauan global dari bahan pelajaran yang membantu penciptaan, penyimpanan dan pencarian informasi secara visual. Pemajangan poster tersebut hingga pelajaran selesai lalu dipindahkan  ke bagian dinding yang agar  tempatnya dapat digunakan  untuk poster-poster lain.  Poster-poster yang sebelumnya tetap dipajang akan menjadi pengingat sadar ata u tidak sadar untuk informasi dari awal pelajaran hingga saat itu dan membantu siswa untuk mengingat isi pelajaran dengan mengakses memori visual siswa setiap kali melihat.
b.      Poster Afirmasi
Minta siswa untuk membuat poster motivasi afirmasi dengan pesan-pesan seperti “ aku mampu mempelajarinya” dan lain-lain. Poster-poster itu di tempatkan di dinding samping sehingga mata orang duduk. Poster-poster disekeliling ruangan “mengucapkan” afirmasi seperti dialog internal sehingga menguatkan keyakinan siswa tentang belajar dan tentang isi yang diajarkan.
c.       Gunakan Warna
Gunakan warna untuk memperkuat pengajaran dan belajar siswa karena otak berfikir dalam warna. Gunakan warna hijau, biru, ungu dan merah untuk kata-kata penting, jingga dan kuning untuk menggaris bawahi, serta hitam dan putih untuk kata-kata penghubung seperti dan, dari dan sebagainya.

2.      Alat bantu
Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu  benda. Alat bantu tidak hanya membantu pembelajaran visual tapi dapat pula membantu moralitas, kinestetik. Bagi siswa yang kinestetik dapat memegang alat bantu dan mendapatkan rasa yang lebih baik dari ide yang disampaikan oleh guru.  Contohnya: boneka untuk mewakili tokoh dalam karya sastra.
3.      Pengaturan bangku
Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksible dengan memposisikan berhadap-hadapan saat kerja kelompok  atau menghadap ke depan untuk tetap fokus ke depan saat pemutaran video, presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain.

4.      Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur-unsur organik lainnya.
a.       Tumbuhan
Biologi dan botani mengajarkan bahwa tumbuh-tumbuhan menyediakan oksigen dan otak berkembang karena oksigen. Semakin banyak oksigen yang didapat semakin baik otak berfungsi.
b.      Aroma
Manusia dapat meningkatkan kemampuan berfikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan wangi bunga tertentu ( Hirsch, 1993 ). Apa artinya bagi kelas? sedikit penyemprotan aroma berikut akan meningkatkan kewaspadaan mental: mint, kemangi, jeruk, resemary, lavender, dan mawar memberikan ketenangan dan relaksasi ( lavabre, 1990 )
c.       Hewan peliharaan
Hanya sedikit benda yang dapat mengeluarkan sifat penyayang dalam diri siswa dan memenangkan mereka seperti yang ditimbulkan hewan peliharaan, ditambah lagi orang mempunyai ikatan emosional yang kuat  dengan binatang peliharaan mereka. Binatang peliharaan yang dapat menciptakan kesempatan untuk melatih tanya jawab, gizi dan kesehatan serta perawatan.
5.      Perancangan Pengajaran yang Dinamis
Jembatani jurang antara guru – siswa dengan perancangan pelajarandari dunia mereka ke dunia kita
Modalitas V – A – K
Visual “mengakses citra  penglihatan “ cirinya:
1)      teratur, memperlihatkan segala sesuatu
2)      mengingat dengan sabar
Auditorial “mengakses segala jenis bunyi dan kata yang didengar. Cirinya ;
1)      perhatian mudah terpecah
2)      bicaranya berirama
3)      gaya belajarnya dengan cara mendengarkan
4)      berdialog secara internal dan eksternal
Kinestetik “ mengakses segala jenis gerak dan emosi. Cirinya ;
1)      mengetahui orang dan berdiri berdekatan
2)      gaya belajar praktek
3)      menunjuk tulisan saat membaca
4)      mengingat sambil belajar dan melihat

SLIM N BIL
1)      Spasial – visual  berfikir dalam citra dan gambar(melibatkan kemampuan memahami hubungan ruang dan citra mental)
2)      Linguistik – Verbal  berfikir dalam kata-kata(melibatkan kemampuan memahami dalam berbahasa untuk berbicara, menulis, membaca, menghubungkan dan menafsirkan).
3)      Interpersonal  berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain(mengacu pada keterampilan manusia dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain).
4)      Musikal – Ritmik  berfikir dalam irama dan melodi
5)      Naturalis  berfikir dalam acuan alam(dapat melihat hubungan dan pola dunia alamiah dan mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam)
6)      Badan – Kinestetik berfikir melalui sensasi dan gerakan fisik (merupakan kemampuan mengendalikan dan menggunakan badan fisik dengan mudah dan cekatan)
7)      Intrapersonal berfikir secara reflektif (mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri)
8)      Logis-Matematis berfkir dengan penalaran(melibatkan pemaecahan masalah secara logis dan ilmiah dan kemampuan matematis)

QT ditulis untuk menjadikan sahabat yang siap membantu karena didalamnya memuat prinsip dan komunikasi ampuh yang diperkuat dengan pendekatan multi sensasi.  Multi kecerdasan dan berdasarkan kerangka rancangan belajar QT yang dikenal sebagai TANDUR
a. Tumbuhkan – minat yang memuaskan AMBAK
b. Alami - ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti
c. Namai – sediakan kata kunci, model, rumus, strategi
d. Demonstrasikan – berikan kesempatan – mereka tahu
e. Ulangi – tunjukkan cara mengulang materi
f. Rayakan – pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi

Mengapa harus QT
Karena
·         Belajar melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa depan. Jadi QT memadukannya
·         Guru adalah faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, bukan sekedar pemberi ilmu. Peran guru sebagai: rekan belajar, model, pembimbing dan fasilitaror.Jadi QT menjelaskannya.

D.    Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan sebab untuk melihat sejauhmanakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya penilaian atau evaluasi ini merupakan baromater untuk mengukur tercapainya proses belajar mengajar.

 

BAB III KESIMPULAN
Quantum Teaching merupakan konsep yang diturunkan dari Quantum Learning yang mempunyai motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Dari konsep Quantum Learning yang akan diterapkan dalam dunia bisnis, maka dibuatlah Quantum Bisnis, begitu pula konsep Quantum Learning yang akan diterapkan dalam interaksi belajar mengajar, maka dirancanglah konsep Quantum Teaching.
Quantum Teaching merupakan sebuah strategi untuk mempraktekkan Quantum learning di ruang-ruang kelas, berusaha memberikan kiat-kiat, petunjuk, dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam pemahaman dan daya ingat, membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Berdasarkan tujuan dari proses belajar mengajar, maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa untuk dapat mendapatkan wawasan yang luas, pembentukan sikap dan memberikan keterampilan, konsep Quantum Teaching inilah langkah atau strategi yang komprehensif untuk meraih tujuan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA
Wagone , Kathy. 2004. Seni Meraih Sukses Sederhana, alih bahasa oleh Arman Prayitno. Batam : Interaksara.
Nelson, Noelle C. Jeannine L. Calaba. 2005. The Power of Appreciation,alih bahasa oleh Yulianto Rahmat. Jakarta : Buana Ilmu Populer.
Dryden , Gordon. 2004. Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa.
AM, Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harjo, Redja Mudya. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Oemar, Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar